Pageviews

Ahad, 11 Oktober 2020

Menumpang mendengar pun jadilah....

23 SAFAR 1442H
11 Oktober 2020M

Saya hadir awal ke masjid pada satu hari jumaat, saya duduk beriktikaf sambil membaca al Quran. Tetiba saya rasa seseorang datang duduk disebelah saya dan merapati kepalanya kpd saya. Saya berhenti membaca dan beralih kpdnya sambil senyum. Seorang lelaki yang lebih tua dari saya, membalas senyum dan berkata, "Tumpang dengar bacaan ustaz. Saya dah tak boleh baca al Quran, mata tidak nampak baris. Ustaz baca kuat sikit. Pandangan matanya penuh mengharap. Pada wajahnya ada nur keimanan.

Saya meneruskan bacaan dengan suara yang sedikit kuat agar dia boleh mendengarnya. Dia tunduk khusyuk mendengar, jarinya menguis-nguis karpet masjid. Beberapa ayat berlalu, saya terperasan dia mengesat air mata, bahkan setitik dua telah jatuh ke karpet masjid. Tangisannya semakin menjadi bila saya terus membaca dan menjadi esakan. Saya berhenti seketika, menyapu belakangnya dan memeluk bahunya ke tubuh saya. Bisiknya, "Ustaz, masa muda dulu, saya jarang baca al Quran, khatam Quran hanya sekali masa bebudak dulu. Bila dah tua begini, baru teringat, tetapi mata pula sudah tidak nampak, jika baca pun banyak yang salah. Mukanya dipekup ke bahu saya.

Saya memujuknya dengan kata pahala yang mendengar adalah ibarat yang membaca juga. Saya mencadangkan dia membaca surah yang dihafalnya walau berulangkali, kerana nabi pun menghafal bukan membaca pada mushaf, nabi bertadarus dgn Jibril. Kata kata ini membuat ia lega dan saya meneruskan bacaan.

Saya nak mengajak anda mengambil iktibar dari hal ini. Bacalah al Quran bila ada kesempatan, bahkan cari kesempatan dan ruang ketika masih muda, mata masih terang, pandangan masih cerah, tubuh masih boleh duduk mengadap al Quran. Ingatlah, semua kita akan tua, Allah akan menarik balik satu demi satu nikmat yang diberi kpd kita bersama tuanya umur, satu darinya ialah mata.

Manfaatkanlah mata untuk melihat kebaikan, membaca al Quran, kalimah Allah ketika masih diberi kesempatan. Ingatlah setiap anggota akan menjadi saksi di akhirat, maka biarlah mata kita bersaksi dia kerap melihat ayat al Quran, lidah bersaksi menuturkan ayat al Quran, jari bersaksi menunjukkan ayat al Quran yang dibaca, telinga bersaksi mendengar ucapan dari mulut.

Rasulullah saw bersabda, “Bacalah al Qur’an, sesungguhnya dia akan datang di hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi yang membacanya”  [HR Muslim].

Berapa ramai manusia jika diperhatikan bila berada dlm masjid, tidak membuka al Quran, kekadang ada yang membuka hp tengok wassap dam bermain game (bukan semua). Sebaliknya mereka melangut sana sini, membilang siling, merenung karpet, mata pejam terangguk angguk. Satu dari faktornya ialah tidak tahu baca al Quran dan tiada keinginan untuk membacanya kerana tidak dibiasakan. Seperkara lagi pihak ajk masjid sepatutnya meletakkan rak al Quran di banyak tempat dlm masjid agar mudah dicapai, bukan sekadar diletak dlm almari di saf depan. Mushaf al Quran bukan utk pameran, ia utk dibaca.

Dari Ibnu 'Abbas ra beliau berkata: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya orang yang tidak ada dalam dirinya sesuatu pun dari al Qur'an laksana sebuah rumah yang kosong (runtuh)." (Riwayat Tirmizi, beliau berkata: Hadits ini hasan sahih)

Orang tua itu adalah satu iktibar yang Allah datangkan. Semasa di Masjidil Haram, saya juga biasa didatangi orang sebegini, merapati untuk menumpang mendengar bacaan al Quran setelah diri tidak berupaya. Jika orang tua ini masih berusaha walau hanya untuk mendengar al Quran, tanyalah diri kita, kita ditahap mana? 

Wallahu a'lam 
Ustaz Abd Rashid...... 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan