Pageviews

Ahad, 28 Julai 2013

Sejarah yang telah terMAKTUB..

Photo: Saat itu, Muhammad berhenti di hulu kota Mekah, di hadapan Bukit Hind. Di tempat itu dibangunnya sebuah kubah (kemah lengkung), tidak jauh dari makam Abu Talib dan Khadijah.

Ketika ia ditanya, maukah ia beristirahat di rumahnya, dijawabnya: "Tidak. Tidak ada rumah yang mereka tinggalkan buat saya di Mekah," katanya. Kemudian ia masuk ke dalam kemah lengkung itu, ia beristirahat dengan hati penuh rasa syukur kepada Tuhan, kerana ia telah kembali dengan terhormat, dengan membawa kemenangan ke dalam kota.

Kota ini dulu telah mengganggunya, menyiksanya dan mengusirnya dari keluarga dan kampung halamannya. Ia melepaskan pandangan melewati ke sekitar tempat itu, ke lembah wadi dan gunung-gunung yang ada di sekelilingnya. 

Gunung-gunung, tempat dahulunya dia tinggal di celah-celahnya. Malah ketika tindakan Quraisy sudah begitu memuncak, begitu keras mengasingkan dia - di pegunungan itulah, di gua yakni Gua Hira, tempat ia menjalankan tahannuth dan saat itulah datang kepadanya wahyu: 

'Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Kalam (pena). Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya..."
(Al-Quran surah 96: ayat 1-5)

Ke sekitar gunung-gunung itu ia melepaskan pandang, ke lembah-lembah, dengan rumah-rumah Mekah yang bertebaran, dan di tengah-tengah adalah Rumah Suci. Begitu rendah hatinya kepada Tuhan, sehingga airmata menitik dari matanya, setitik airmata Islam dan rasa syukur demi Kebenaran Yang Mutlak, yang dalam segala soal kepadaNya jua akan kembali.

Saat itu juga terasa olehnya bahwa tugasnya sebagai komandan sudah selesai. Tidak lama tinggal dalam kemah itu, ia segera keluar lagi. Dinaikinya untanya Al-Qashwa, dan ia pergi meneruskan perjalanan ke Kaabah. Ia bertawaf di Kaabah tujuh kali dan menyentuh sudut (hajar aswad) dengan sebatang tongkat di tangan.

Selesai ia melakukan tawaf, dipanggilnya Uthman b. Talha dan pintu Kaabah dibuka. Sekarang Muhammad berdiri di depan pintu, orang pun mulai berbondong-bondong. Dia berkhutbah di hadapan mereka itu serta membacakan firman Tuhan:

"Wahai manusia. Kami menciptakan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Tetapi orang yang paling mulia di antara kamu dalam pandangan Allah ialah orang yang paling takwa (menjaga diri dari kejahatan). Allah Maha mengetahui dan Maha mengerti." (Al-Qur'an surah 49: ayat 13)

Petikan SEJARAH HIDUP MUHAMMAD
oleh MUHAMMAD HUSAIN HAEKAL
diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah
Saat itu, Muhammad berhenti di hulu kota Mekah, di hadapan Bukit Hind. Di tempat itu dibangunnya sebuah kubah (khemah lengkung), tidak jauh dari makam Abu Talib dan Khadijah.


Ketika ia ditanya, mahukah ia beristirahat di rumahnya, dijawabnya: "Tidak. Tidak ada rumah yang mereka tinggalkan buat saya di Mekah," katanya. Kemudian ia masuk ke dalam khemah lengkung itu, ia beristirahat dengan hati penuh rasa syukur kepada Tuhan, kerana ia telah kembali dengan terhormat, dengan membawa kemenangan ke dalam kota.

Kota ini dulu telah mengganggunya, menyiksanya dan mengusirnya dari keluarga dan kampung halamannya. Ia melepaskan pandangan melewati ke sekitar tempat itu, ke lembah Wadi dan gunung-gunung yang ada di sekelilingnya. 

Gunung-gunung, tempat dahulunya dia tinggal di celah-celahnya. Malah ketika tindakan Quraisy sudah begitu memuncak, begitu keras mengasingkan dia - di pegunungan itulah, di gua yakni Gua Hira, tempat ia menjalankan tahannuth yakni berkhalwat dan saat itulah datang kepadanya wahyu: 

'Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Kalam (pena). Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya..."
(Al-Quran surah 96: ayat 1-5)

Ke sekitar gunung-gunung itu ia melepaskan pandang, ke lembah-lembah, dengan rumah-rumah Mekah yang bertebaran, dan di tengah-tengah adalah Rumah Suci. Begitu rendah hatinya kepada Tuhan, sehingga airmata menitik dari matanya, setitik airmata Islam dan rasa syukur demi Kebenaran Yang Mutlak, yang dalam segala soal kepadaNya jua akan kembali.

Saat itu juga terasa olehnya bahwa tugasnya sebagai komandan sudah selesai. Tidak lama tinggal dalam khemah itu, ia segera keluar lagi. Dinaikinya untanya Al-Qashwa, dan ia pergi meneruskan perjalanan ke Kaabah. Ia bertawaf di Kaabah tujuh kali dan menyentuh sudut (hajar aswad) dengan sebatang tongkat di tangan.

Selesai ia melakukan tawaf, dipanggilnya Uthman b. Talha dan pintu Kaabah dibuka. Sekarang Muhammad berdiri di depan pintu, orang pun mulai berbondong-bondong. Dia berkhutbah di hadapan mereka itu serta membacakan firman Tuhan:

"Wahai manusia. Kami menciptakan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Tetapi orang yang paling mulia di antara kamu dalam pandangan Allah ialah orang yang paling taqwa (menjaga diri dari kejahatan). Allah Maha mengetahui dan Maha mengerti." (49:13)

Petikan SEJARAH HIDUP MUHAMMAD
oleh MUHAMMAD HUSAIN HAEKAL
diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah

(sumber: FB Jom Hijrah)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan