Saat
itu, Muhammad berhenti di hulu kota Mekah, di hadapan Bukit Hind. Di
tempat itu dibangunnya sebuah kubah (khemah lengkung), tidak jauh dari
makam Abu Talib dan Khadijah.
Ketika ia ditanya, mahukah ia beristirahat di rumahnya, dijawabnya:
"Tidak. Tidak ada rumah yang mereka tinggalkan buat saya di Mekah,"
katanya. Kemudian ia masuk ke dalam khemah lengkung itu, ia beristirahat
dengan hati penuh rasa syukur kepada Tuhan, kerana ia telah kembali
dengan terhormat, dengan membawa kemenangan ke dalam kota.
Kota
ini dulu telah mengganggunya, menyiksanya dan mengusirnya dari keluarga
dan kampung halamannya. Ia melepaskan pandangan melewati ke sekitar
tempat itu, ke lembah Wadi dan gunung-gunung yang ada di sekelilingnya.
Gunung-gunung, tempat dahulunya dia tinggal di celah-celahnya. Malah
ketika tindakan Quraisy sudah begitu memuncak, begitu keras mengasingkan
dia - di pegunungan itulah, di gua yakni Gua Hira, tempat ia
menjalankan tahannuth yakni berkhalwat dan saat itulah datang kepadanya wahyu:
'Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan
dengan Kalam (pena). Mengajarkan kepada manusia apa yang belum
diketahuinya..."
(Al-Quran surah 96: ayat 1-5)
Ke sekitar
gunung-gunung itu ia melepaskan pandang, ke lembah-lembah, dengan
rumah-rumah Mekah yang bertebaran, dan di tengah-tengah adalah Rumah
Suci. Begitu rendah hatinya kepada Tuhan, sehingga airmata menitik dari
matanya, setitik airmata Islam dan rasa syukur demi Kebenaran Yang
Mutlak, yang dalam segala soal kepadaNya jua akan kembali.
Saat
itu juga terasa olehnya bahwa tugasnya sebagai komandan sudah selesai.
Tidak lama tinggal dalam khemah itu, ia segera keluar lagi. Dinaikinya
untanya Al-Qashwa, dan ia pergi meneruskan perjalanan ke Kaabah. Ia
bertawaf di Kaabah tujuh kali dan menyentuh sudut (hajar aswad) dengan
sebatang tongkat di tangan.
Selesai ia melakukan tawaf,
dipanggilnya Uthman b. Talha dan pintu Kaabah dibuka. Sekarang Muhammad
berdiri di depan pintu, orang pun mulai berbondong-bondong. Dia
berkhutbah di hadapan mereka itu serta membacakan firman Tuhan:
"Wahai manusia. Kami menciptakan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling mengenal. Tetapi orang yang paling mulia di antara
kamu dalam pandangan Allah ialah orang yang paling taqwa (menjaga diri
dari kejahatan). Allah Maha mengetahui dan Maha mengerti." (49:13)
Petikan SEJARAH HIDUP MUHAMMAD
oleh MUHAMMAD HUSAIN HAEKAL
diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah
(sumber: FB Jom Hijrah)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan