Pageviews

Jumaat, 31 Mac 2017

INDAHNYA SAKIT...

Suatu hari Rasulullah  SAW kedatangan seorang bapak dan anak gadisnya.

Bapak tersebut meminta Rasulullah SAW untuk menikahi anak gadisnya dan mengatakan bahwa anak gadisnya merupakan anak yang sangat luar biasa dimana anaknya sejak kecil sampai sekarang tidak pernah sakit

Rasulullah SAW tersenyum dan beliau diberitahu oleh Malaikat Jibril untuk menolaknya karena tidak ada kebaikan dalam diri anak gadis itu.

Sungguh luar biasa makna dari sakit, ternyata dengan datangnya penyakit pada diri kita itu mendatangkan berbagai kebaikan.
Bahkan sebagian ulama mengatakan orang yang sedang sakit dipastikan orang tersebut sedang dicintai Allah...

Sakit kalau kita sikapi dengan positif:

✅~ Sakit itu "Zikrullah"

Orang yang sedang sakit akan lebih sering menyebut Asma Allah dibandingkan ketika dalam sihatnya.

✅~ Sakit itu "Istighfar"

Orang yang sedang sakit akan teringat dosa-dosa yang pernah diperbuat, sehingga lisan akan terbimbing untuk selalu beristigfar dan memohon ampunan kepada Allah.

✅~ Sakit itu "Tauhid"

Bukankah saat sedang hebat rasa sakit, kalimat thoyyibah yang akan terus digetar?

✅~ Sakit itu "Muhasabah"

Orang yang sedang sakit akan punya lebih banyak waktu untuk merenungi diri, menghitung-hitung bekal apa yang telah dikumpulkan untuk kembali menghadap Illahi.

✅~ Sakit itu "Jihad"

Orang yang sedang sakit tidak diperbolehkan hanya pasrah akan tetapi diwajibkan terus berusaha dan berikhtiar untuk mencapai kesembuhan.

✅~ Sakit itu "Ilmu"

Bukankah ketika sakit, kita akan memeriksa, berkonsultasi dan pada akhirnya merawat diri utk berikutnya ada ilmu untuk tidak mudah kena sakit.

✅~ Sakit itu "Nasihat"

Orang sakit mengingatkan yang sihat untuk jaga diri. Yang sihat menghibur yang sakit agar mau bersabar.
Allah cinta dan sayang keduanya.

✅~ Sakit itu "Silaturrahim"

Saat ziarah, bukankah keluarga yang jarang bertemu akhirnya datang menziarah, penuh senyum dan rindu mesra? Karena itu pula sakit adalah perekat ukhuwah.

✅~ Sakit itu "Penggugur Dosa"

Orang yang sedang sakit sesungguhnya dia sedang dicintai sang Pencipta sekaligus sedang diberi ujian..tentu kalau diterima dengan sabar dan tawaqal akan menggugurkan dosa-dosa.

✅~ Sakit itu "Mustajab Do'a"

Sesungguhnya doa orang yang sedang sakit mustajab, maka saat kita menziarah yang sakit disamping kita mendoakan maka mintalah doanya.
Imam As-Suyuthi  selalu keliling kota mencari orang sakit lalu beliau minta di do'akan.

✅~ Sakit itu salah satu keadaan yang "Menyulitkan Syaitan"

Orang yang sedang sakit diajak maksiat tak mampu dan tak mau. Dosa yang lalu disesali dan mohon ampunan.

✅~ Sakit itu membuat "Sedikit tertawa dan banyak menangis"

Satu sikap ke-Insyaf-an yang disukai Nabi dan para makhluk langit.

✅~ Sakit meningkatkan kualiti "Ibadah"

Rukuk - Sujud lebih khusyuk,
Tasbih - Istighfar lebih kerap,
Bermunajat - Do'a jadi lebih lama.

✅~ Sakit itu memperbaiki "Akhlak"

Kesombongan terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, peribadi dibiasakan santun, lembut dan tawadhu'.

✅~ Dan pada akhirnya "SAKIT" membawa kita untuk selalu ingat akan "KEMATIAN"

Rabu, 29 Mac 2017

REJAB kini kembali....

01 Rejab 1438H
29 Mac 2017M


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ , الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَن وَالَاهُ
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

“ Sesungguhnya bilangan bulan-bulan di sisi (hukum) Allah ialah dua belas bulan, (yang telah ditetapkan) Dalam Kitab Allah semasa ia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan Yang dihormati. ketetapan Yang demikian itu ialah ugama Yang betul lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu Dalam bulan-bulan Yang dihormati itu (dengan melanggar laranganNya ) “ ( QS at-Taubah ; 36 )

Imam al-Baghawi dalam tafsirnya menyatakan maksud “maka janganlah kamu menganiaya diri kamu Dalam bulan-bulan Yang dihormati itu.” Ialah : “ Janganlah kalian menganiayai diri kalian dengan melakukan maksiat di bulan-bulan haram dan meninggalkan perbuatan taat.” ( Tafsir al-Baghawi )

Kalam Murabbi:

Rejab datang lagi. Ia peringatan buat kita bahawa umur kita makin meningkat, perlu banyak buat taat dan wajib tinggalkan maksiat agar kita bahagia di akhirat. Dalam ayat di atas jelas kepada kita bahawa HAK BULAN REJAB  yang merupakan salah satu bulan haram adalah dituntut kita memperbanyakkan amalan taat dan meninggalkan perbuatan maksiat.

Bila menjelang bulan rejab Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa:

اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان

“Ya Allah berkatilah kami pada bulan Rejab dan Sya‘ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan" ( HR Ahmad ; 1/259 , al-Bazzar ; 616 , al-Thobrani dalam al-Ausot ; 3939 ,dan al-baihaqi )

p/s : sekalipun ramai huffaz menyatakan ianya dhoif tidak salah bermal dengannya dalam bab doa – pnt )

Para ulama mengatakan amalan taat yang baik dilakukan di bulan rejab ialah berpuasa. Dalam sebuah riwayat :

حدثنا عثمان بن حكيم الأنصاري. قال: سألت سعيد بن جبير عن صوم رجب ؟ ونحن يومئذ في رجب. فقال: سمعت ابن عباس رضي الله عنها يقول: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصوم حتى نقول: لا يفطر. ويفطر حتى نقول: لا يصوم.

“ Telah menceritakan kepada kami ‘Utsmaan bin Hakiim Al-Anshaariy, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Sa’iid bin Jubair tentang puasa Rajab dimana kami waktu itu berada di bulan Rajab. Ia (Sa’iid) menjawab : Aku mendengar Ibnu ‘Abbaas radliyallaahu ‘anhumaa berkata : “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam senantiasa berpuasa hingga kami berkata : ‘beliau tidak pernah berbuka’. Dan beliau pun pernah berbuka hingga kami berkata : ‘beliau tidak pernah berpuasa” [HR Muslim ; 1157].

Isu Puasa di bulan Rejab :

Sejak beberapa hari sebelum bulan rejab muncul tahun ini, sudah banyak diperkatakan tentang hukum puasa rejab dan tak kurang juga yang mentadhifkan hadis-hadis fadhoil rejab walaupun mereka bukan ahli hadis. Bahkan ada yang mengatakan maudhu’ pada hadis-hadis yang dinilai dhoif sahaja oleh huffazul hadis. Ada yang bersungguh mengeluarkan kenyataan menegah puasa bulan di bulan rejab sehingga lupa adanya puasa sunat isnin dan khamis, sunat hari-hari putih dan puasa sunat yang terbaik iaitu puasa Nabi Daud.

Biar kita terus pergi kepada natijah kefahaman para ulama berkenaan hukum berpuasa di bulan rejab kerana mereka lebih arif dengan nas syariat dan berhukum mengikut disiplin ilmu yang sohih.

1) Imam An-Nawawi menyebutkan dalam Al-Majmu’ berkata :

قال أصحابنا: ومن الصوم المستحب صوم الأشهرالحرم , وهي ذوالقعدة وذوالحجة والمحرم ورجب, وأفضلهاالمحرم. اهـ

“ Berkata Ulama’ kami : Dan dari puasa yang disunnahkan , adalah puasa bulan-bulan haram yaitu Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharrom dan Rejab sedangkan yang paling utama adalah Muharrom”( (Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab) juz 6 hal. 439)

2) Syaikhul Islam Zakariya Al-Anshori menyebutkan :

وأفضل الأشهرللصوم بعدرمضان الأشهر الحرم ذوالقعدة وذوالحجةوالمحرم ورجب وأفضلهاالمحرم - لخبرمسلم - أفضل الصوم بعدرمضان شهرالله المحرم ثم اقيهاوظاهره استواءالبقيةوالظاهرتقديم رجب خروجا من خلاف من فضله على الأشهرالحرم. اهـ

“ Paling utamanya bulan-bulan untuk puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan-bulan Haram yaitu Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharrom dan Rejab sedangkan paling Utamanya adalah Muharrom berdasarkan riwayat dari Imam Muslim “Paling utamanya puasa setelah Ramadhan adalah bulan Allah Muharrom kemudian bulan haram yang lainnya. Secara dhohir keutamaan di antara bulan haram yang lainnya itu sama (selain Muharrom). Dan secara dhohir mendahulukan keutamaan Rejab agar keluar dari Khilafnya ulama yang melebihkannya ke atas  bulan-bulan Haram” (Asna Al-Mathollib juz 1 hal. 433 )

Peringatan buat Ikhwan :

Hukum berkenaan puasa rejab ini adalah perkara khilaf.. janganlah kita terlalu fanatic dengan sesuatu pandangan sehingga menafikan pandangan yang lain sedangkan kedua-duanya adalah pandangan ijtihadi yang tak sunyi dari tersalah. Jangan pula sikap tegas nak memerangi penyebaran hadis yang pada anggapan kita dhoif atau maudhu’ sehingga kita lupa untuk merujuk fatwa ulama huffaz dan mujtahid yang lebih arif.

Renunglah kata – kata Imam Ibnu Hajar dalam Fatawa-nya juz 2 hal. 53 :

... وأمااستمرار هذاالفقيه على نهي الناس عن صوم رجب فهو جهل منه وجزاف على هذه لشريعةالمطهرة فإن لم يرجع عن ذلك وإلا وجب على حكام الشريعةالمطهرة زجره وتعزيره التعزيرالبليغ المانع له ولأمثاله من المجازفة في دين الله تعالى ويوافقه إفتاء العزبن عبدالسلام إنه سئل عما نقل عن بعض المحدثين من منع صوم رجب وتعظيم حرمته وهل يصح نذر صوم جميعه فقال في جوابه : نذرصومه صحيح لازم يتقرب إلى الله تعالى بمثله والذي نهى عن صومه جاهل بمأخذ أحكام الشرع وكيف يكون منهيا عنه مع أن العلماءالذين دونوا الشريعة لم يذكر أحدمنهم اندراجه فيما يكره صومه بل يكون صومه قربةإلى الله تعالى. اهـ

“Orang yang melarang puasa Rejab maka itu adalah kejahilan dan ketidak tahuan terhadap hukum syariat. Apabila ia tidak menarik ucapannya itu maka wajib bagi hakim atau penegak hukum untuk menghukumnya dengan hukuman yang keras yang dapat mencegahnya dan mencegah orang semisalnya yang merusak agama Allah SWT.

Sependapat dengan ini ‘Izzuddin Abdusssalam, sesungguhnya beliau ditanya dari apa yang dinukil dari sebagian Ahli Hadits tentang larangan puasa Rejab dan pengharamannya, dan apakah sah orang yang bernadzar puasa Rejab sebulan penuh maka beliau menjawab “Nadzar puasa Rejab itu sah dan boleh mendekatkan diri kepada Allah SWT. Adapun larangan puasa Rejab itu adalah pendapat orang yang jahil akan pengambilan hukum-hukum syariat. Bagaimana boleh dilarang sedangkan para Ulama’ yang dekat dengan syariat tidak ada yang menyebutkan tentang dimakruhkannya puasa Rejab bahkan dikatakan puasa Rejab adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT (sunnah)".

Ya Allah kami memohon rahmat dan perhatian-Mu, anugerahkanlah iman yang teguh, hati yang suci, akhlak yang luhur dan kehidupan yang sakinah. Kuatkanlah kami dengan iman dan yaqin, taqwa dan taat ,agar kami tergolong dari kalangan hamba-hamba-Mu yang diredhai dunia dan akhirat…amen.

Doakan taufik, hidayah dan ‘afiah…

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ, والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ  , والعفو منكم....أخوكم : محمد حذري بن هاشم بن يونس بن حسن البنداني

C&P...

Selasa, 28 Mac 2017

Saat NISFU SANNAH

29 Jamadil Akhir 1438
28 Mac 2017

Alhamdulillah....Alhamdulillah....Alhamdulillah...

Syukur... Saat kembali menjadi abi buat kali ke3..  Atas kelahiran Muhammad Al-Fatih. Terima kasih atas pemberian ini. Doa kami sekeluarga agar Muhammad Al-Fatih menjadi anak yang soleh. Berjaya dunia akhirat.

Selamat ulangtahun yang pertama Muhammad Al-Fatih... 
29 Jamadil Akhir 1437..

Khamis, 9 Mac 2017

SIFAT 20....

10 Jamadil Akhir 1438H
09 Mac 2017
WUJUD ALLAH wajib ada Wujud kita harus sahaja Wujud ALLAH dapat dirasa Namun ia tak dapat diduga. Ada ALLAH, tiada mula Sejak azali, Dia SEDIA Ada kita diciptakanNya Dari tiada kepada ada. Ada ALLAH, KEKAL sentiasa Tiada yang mengubahNya Ada kita binasa akhirnya Datang dariNya, pulang kepadaNya. Ada ALLAH, TIADA SERUPA Tak berbentuk dan berupa Tak bertempat di mana jua Tidak takluk pada masa. Ada ALLAH, SENDIRI sahaja Tak berhajat pada apa jua Cukuplah Dia dengan DiriNya Bahkan kita yang perlu padaNya. Ada ALLAH, ESA sahaja Tidak berbilang apa pun jua Tidak bersusun dari apa-apa Anak tiada bapa pun tiada. Ada ALLAH, PEMILIK KUASA Kita hanya dikuasa jua Kuasa ALLAH tiada terkira Kuasa kita terbatas jua. Ada ALLAH, KEHENDAK MILIKNya Kehendak kita kehendakNya jua Tiada yang dapat mengatasiNya Pasrahlah kita kepadaNya. Ada ALLAH, ILMU Kita jahil tak tahu apa-apa Dialah yang Maha Bijaksana Semua takdirNya elok belaka. Ada ALLAH, HAYAT MilikNya Tidak mati mahupun binasa Dialah yang kekal jua Lemahlah kita tiada berdaya. Ada ALLAH, DENGAR MilikNya Tiada apa yang sunyi dariNya Tiap kata didengarNya jua Maka berwaspadalah kita. Ada ALLAH, LIHAT MilikNya Tiada dapat selindung dariNya Zahir batin dilihatNya jua Baik buruk pasti dihitungNya. Ada ALLAH, KATA MilikNya Kita makhluk kelulah jua Tiada kata seindah KataNya Al-Quran itu pengzahirannya. Kita hamba lemahlah jua Tiada berdaya, tiada berupaya KepadaNya berpasrahlah kita Baru kita hidup bahagia...

Rabu, 8 Mac 2017

PENCARI ILMU TEGAR....

09 Jamadil Akhir 1438H
08 Mac 2017


Tazkirah untuk pencari ilmu. العالم يعرف الجاهل، لأنه قد كان جاهلا، والجاهل لا يعرف العالم، لأنه لم يكن عالما “Orang alim dapat mengenali orang jahil kerana dia dulunya juga jahil. Sedangkan orang jahil tidak mengetahui orang alim karena dia belum pernah jadi orang alim”. (Al Faqih Wal Mutafaqqih) Allah SWT berfirman: يُؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَّشَآءُ ۚ وَمَنْ يُّؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ اُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًا ؕ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَلْبَابِ "Allah memberikan Hikmat kebijaksanaan (ilmu yang berguna) kepada sesiapa yang dikehendakiNya (menurut aturan yang ditentukanNya). Dan sesiapa yang diberikan hikmat itu maka sesungguhnya ia telah diberikan kebaikan yang banyak. Dan tiadalah yang dapat mengambil pengajaran (dan peringatan) melainkan orang-orang yang menggunakan akal fikirannya." (Al-Baqarah: 269) Imam yang telah sangat masyhur di tengah kita, Imam Asy Shafie rahimahullah berkata, “Tidak ada setelah berbagai hal yang wajib yang lebih utama dari menuntut ilmu.” Seorang yang baru belajar sering diuji dengan kesombongan dan keangkuhan dengan ilmunya... Semakin mendalam dan meluas ilmunya, dengan keikhlasan di hatinya. Tawaduk akan mula bersulam dalam dirinya... Kemuncaknya, ia akan merasai betapa kerdil dan lemahnya dirinya di sisi Rabbul Jalil... من كلام إمامنا العظيم الشافعي رحمه الله تعالى : "وإذا ما أزددت علما --- زادني علما بجهلي" ( ديوان الإمام الشافعي ) Kata-kata Imam Syafie rahimahullahu ta'ala: "Semakin aku bertambah ilmu, semakin aku tahu akan kebodohanku" Maka seharusnya kita lebih semangat lagi untuk belajar Islam. Dan belajar itu tidak pandang usia. Samada tua atau pun muda sama-sama punya kewajiban untuk belajar. Oleh kerana itu, tuntutlah ilmu dan jadilah insan yang berilmu... Imam Asy Shafie rahimahullah berkata, مَنْ لَا يُحِبُّ الْعِلْمَ لَا خَيْرَ فِيهِ “Siapa yang tidak mencintai ilmu (agama), tidak ada kebaikan untuknya.” Daripada Sa'ad bin Abu Waqqas RA, Sabda Nabi SAW: "Kelebihan ilmu lebih aku sukai daripada kelebihan ibadat. Kebaikan dalam agama kamu ialah warak" (Hadith Riwayat Al-Hakim) Justeru, banyak-banyakkanlah belajar ilmu, janganlah berhenti belajar ilmu. Baru kita tahu yang kita banyak tak tahu... Ya Allah, berkatilah umur kami dalam ilmu, amal dan dakwah.

Selasa, 7 Mac 2017

JENAZAH SUAMI....

Ustaz Hazri Hashim Albindany:
BOLEHKAH WANITA MENGHANTAR JENAZAH SUAMINYA KE KUBUR?



🌿Nota: Rakaman ini dibuat di kelas Dhuha Muslimat bersama Habib Ali Zaenal Abidin Bin Abu Bakar Al-Hamid di Masjid Darul Ehsan, Tmn Tun Abdul Razak, Ampang. Habib membahaskan tafsir ayat surah Al-Baqarah ayat 234-237. Ayat 234 ada kaitan dgn soalan yg ditanyakan, dan disebabkan byk berlaku kesilapan dlm hal ini akhir zaman ini.

■Jawapan:
TIDAK BOLEH, !!
khususnya bagi isteri yg suaminya yg meninggal, kerana iddahnya telah bermula, dan isteri tidak blh keluar meninggalkan rumah suami kecuali darurat.

↔Darurat ini bukan mengikut persepsi kita, tapi mengikut apa yg ditetapkan oleh syarak. Antara sebab yg dibenarkan utk meninggalkan rumah suami adalah jika keselamatannya terancam. Sebab2 seperti ingin menziarahi kubur, atau menghadiri majlis ilmu tidaklah termasuk sebab yg darurat.

↪Ibadah mesti mengikut cara yg diatur oleh Allah, bukannya mengikut hawa nafsu. Jadi, kalau ingin suami yg meninggal mendpt redha Allah Ta'ala, isteri tidak boleh keluar drpd rumah suaminya selama 4 bulan 10 hari. Yg beri suami dan yg tak izinkan keluar ialah Allah SWT, jadi kita kena patuhi arahan Allah dan bukan dgr apa masyarakat kata.

■Ambil iktibar drpd kisah Ummu Salamah yg pd asalnya ingin menunjukkan cara ratapan luar biasa ketika suaminya meninggal. Tetapi setelah dilarang oleh Nabi SAW, dia akur dan menurut apa yg diajar Rasulullah ﷺ, dan akhirnya diganjar Allah dgn dia akhirnya diperisterikan oleh lelaki terbaik, iaitu baginda RasuluLlah ﷺ sendiri. Iktibarnya – bilamana mendahulukan Allah, pasti ada ganjaran tak kira sama ada akan diberikan ketika di dunia ataupun disimpan utk akhirat.

■Isteri tidak perlu merasa bersalah dgn anggapan masyarakat yg mungkin mengatakan –“Isterinya tak hantar suaminya ke kuburlah.” Dan isteri juga tak perlu rasa bersalah dan membuat helah seperti isteri ikut tapi duduk dlm kereta saja, atau duduk jauh sikit drpd tmpt dikebumikan. Perasaan bersalah itu perlu diambil kira berdasarkan hukum Allah, dan bukan hukum budaya masyarakat. Jgn takut apa org cakap.

■Pada zaman RasuluLlah ﷺ sudah ada golongan wanita yg nak ikut ke kubur, lalu Nabi ﷺ bertanya kpd mereka, “Kamu nak pergi kubur, adakah kamu pikul jenazah itu? Jawab mereka, “Tidak.” Baginda RasuluLlah ﷺ bertanya lagi, “Adakah kamu akan masuk ke dlm kubur utk menguburkan jenazah?” Jawab mereka, “Tidak.” Lalu Rasulullah ﷺ berkata, “Kamu balik kamu dpt ganjaran, lebih baik drpd kamu ikut dan kamu dapat dosa.”

↔Ini bukan menunjukkan yg agama ini tiada perasaan kpd kaum wanita. Hari ini org akan mengatakan seorg isteri tak penuhi hak suami jika isteri tak hantar jenazah ke kubur. Lama-kelamaan org akan kata tak penuhi hak suami jika tak semua ahli keluarga hadir di kubur. Generasi akan datang pula akan kata tak penuhi hak suami jika tak masuk dlm kubur. Perubahan demi perubahan akan berlaku jika ianya dicipta mengikut akal fikiran manusia atau budaya tempatan yg sumbernya tak tetap. Tapi jika ikut hukum Allah, ia sama saja tak kira di mana berada – Malaysia, Indonesia atau Yaman dll.

■Jika ada yg kata, “Eh awak tak penuhi hak suami awaklah.
Jawab padanya, “Eh, ALlah yg suruh saya tak ikut.” Oleh itu, pastikan apa yg kita buat itu adalah sesuai mengikut apa yg ALlah Ta'ala suruh.

■Jika ikut cakap org kita dpt dosa, tapi ikut cakap Nabi ﷺ, yg tak pernah bercakap kecuali ianya wahyu drpd ALlah Ta'ala, kita akan dpt pahala. Maka, rugi jika seseorg itu ikut cakap org !
Di akhirat nanti bukan kwn itu yg akan membela kita di hadapan ALlah, bahkan dia akan menjauh drpd kita.

■Jika isteri ingin melihat suami buat kali terakhir atau ingin solatkan, bawa jenazah pulang ke rumah seblm dikebumikan. Siapa kata jenazah tak boleh dibawa pulang ke rumah jika telah dimandi (dan disolatkan) di masjid?

■Jika ingin solatkan, baca Quran atau apa saja – buat di rumah agar isteri tak perlu keluar. Kalau boleh mandikan di rumah lebih baik, tapi kalau tak boleh, bawa ke masjid, dan kemudian bawa balik ke rumah. Nak buat tahlil di masjid boleh, tapi isteri buat di rumah saja.

■Isteri tak boleh keluar menunggu suami

dimandikan di masjid atau seumpamanya, kerana iddah bermula setelah suami meninggal.

■Perempuan, kalau nak pergi ke kubur, pergi pada hari selain drpd hari pengkembumian. Kecuali, jika satu Kg. itu tiada lelaki, semuanya perempuan. Maka, dlm hal ini – perempuan yg bawa jenazah, yg gali kubur, yg kebumikan, yg uruskan semuanya.

■Perempuan bukan dilarang pergi ke kubur, tapi risau berlaku perkara yg tidak sesuai dgn syarak jika ikut bersama lelaki yg menguruskan jenazah.
Kita pun lihat sendiri byk berlaku, perempuan ahli keluarga duduk di hadapan kubur, dan sekelilingnya semuanya lelaki. Batasan antara lelaki dan perempuan tak lagi diperhatikan. Tambahan pula kalau perempuannya tidak menjaga cara berpakaian yg sopan dan menurut syarak.

■Biarkan org lelaki siap menguruskan. Esok pagi2, baru anak dan ahli keluarga pergi utk bacakan Yasin ke… dan akan dpt baca dlm keadaan tenang dan tak bercampur dgn lelaki.

■Ambil iktibar drpd kisah anak perempuan Nabi Syuaib, yg ketika ingin mengambil air drpd perigi. Walaupun memerlukan, mereka tidak beratur bersama lelaki, tetapi mereka tunggu jauh drpd perigi sehingga lelaki selesai, baru mereka akan ambil air. Sama juga kalau nak ziarah kubur, tunggu org lelaki selesai dulu, pergi keesokan harinya.

■Terdpt byk perbahasan ulama dlm kes isteri yg kematian suami dan perlu keluar bekerja, kerana memang sukar mendapatkan cuti selama 4 bulan 10 hari. Dlm keadaan darurat, seseorg dibenarkan melakukan sesuatu yg haram sekalipun. Dlm hal ini, kalau isteri bekerja, perlu dilihat adakah pekerjaan itu keperluan darurat atau tidak. Kalau dgn dia tidak bekerja, tapi keperluan asasnya dpt dipenuhi, maka itu bukan darurat yg membolehkan dia utk keluar bekerja. Tapi, kalau dgn dia tak bekerja, dia tak blh makan, atau anak2nya tiada yg menanggung, atau keluarga suaminya tidak mampu menanggungnya, walhasil, dia ada sebab yg menyebabkan dia tidak boleh berhenti kerja, tapi sebab dan daruratnya itu perlu diambil kira oleh syarak dan bukan oleh diri sendiri. Jadi, dlm hal ini, dia boleh keluar bekerja tetapi tetap tidak blh meninggalkan tuntutan lain seperti berhias, dan melakukan hanya yg diperlukan sahaja dan keluar dari rumah pergi kerja, dan kemudian pulang ke rumah, dan tidak pula singgah di tmpt2 yg tak berkaitan. Kalau nak pergi kedai, cuma utk keperluan beli makanan dan minuman sahaja.

Wallahu'alam bissawab.
Semoga bermanfaat.

Isnin, 6 Mac 2017

AMALAN.....

07 Jamadil Akhir 1438H
06 Mac 2017M.

Jangan berbangga dgn solat, puasa dan zikir yg banyak kerana semua itu belum tentu membuatkan Allah reda.

Justeru, apa yg membuatkan Allah reda?

Nabi Musa AS, "Wahai Allah, aku telah melaksanakan ibadah. Lalu manakah ibadahku yg membuatkan Engkau reda?"

Allah SWT, "Solat? Solatmu itu utk dirimu sendiri, kerana dgn mengerjakan solat, engkau terpelihara drp perbuatan keji dan munkar."

"Zikir? Zikirmu itu hanya utk dirumu sendiri, membuatkan hatimu menjadi tenang."

"Puasa? Puasamu itu utk dirimu sendiri, melatih dirimu utk memerangi hawa nafsumu sendiri."

Nabi Musa AS, "Lalu ibadahku yg manakah yg membuatkan Engkau reda ya Allah?"

Allah SWT, "Sedekah, infaq, zakat dan perbuatan baikmu. Itulah yg membuatkan Aku reda, kerana ketika engkau membahagiakan orang yg sedang susah, Aku hadir di sampingnya. Dan Aku akan menggantikannya dgn ganjaran 700 kali ganda." Surah Al-Baqarah ayat 261 hingga 262.

Apabila kamu sibuk dgn ibadah yg lazim dan berbangga dgnnya, maka itu tandanya kamu hanya mencintai dirimu sendiri, bukannya Allah.

Tetapi, apabila kamu berbuat baik dan berkorban utk orang lain, maka itu tandanya kau mencintai Allah dan tentu Allah reda kerananya.

Buatlah perkara yg Allah reda maka Allah akan limpahkan rahmat-Nya dgn membuatkan hidupmu lapang dan bahagia.

Kitab Mukasyafatul Qulub, karya Imam Al-Ghazali.

Jumaat, 3 Mac 2017

SELEMBAR ROTI.... SEKELUMIT AIR MATA.....

Pakar sejarah Islam ada meriwayatkan akan sebuah kisah menarik, Kisah Imam Ahmad bin Miskin, seorang ulama abad ke-3  dari kota Basrah, Iraq. Beliau bercerita:

Aku pernah diuji dengan kemiskinan pada tahun 219H. Saat itu, aku sama sekali tidak memiliki apapun, sementara aku harus menafkahi seorang isteri dan seorang anak. Lilitan hebat rasa lapar terbiasa mengiringi hari-hari kami. Maka aku bertekad untuk menjual rumah dan pindah ke tempat lain. Akupun berjalan mencari orang yang bersedia membeli rumahku.

Bertemulah aku dengan sahabatku Abu Nashr dan kuceritakan keadaanku. Lantas, dia malah memberiku 2 lembar roti isi manisan dan berkata:

“Berikan makanan ini kepada keluargamu.”Di tengah perjalanan pulang, aku berselisihan dengan seorang wanita faqir bersama anaknya. Tatapannya jatuh di kedua lembar rotiku. Dengan nada yang sayu dia memohon:

“Wahai Tuan, anak yatim ini belum makan, tak terdaya terlalu lama menahan rasa lapar yang melilit diri. Tolong beri dia sesuatu yang boleh dia makan. Semoga Allah Ta'ala merahmati Tuan.” Sementara itu, si anak menatapku tekun dengan tatapan yang takkan kulupakan sepanjang hayat. 

Tatapan matanya menghanyutkan fikiranku dalam khayalan ukhrawi, seolah-olah syurga turun ke bumi, menawarkan dirinya kepada siapapun yang ingin meminangnya, dengan mahar mengenyangkan anak yatim miskin dan ibunya ini. Tanpa ragu sedetikpun, kuserahkan semua yang ada ditanganku. 

“Ambillah, beri dia makan”, kataku pada si ibu. Demi Allah, padahal waktu itu tak sesen pun dinar atau dirham kumiliki. Sementara di rumah, keluargaku sangat memerlukan makanan itu.

Spontan, si ibu tak dapat membendung air matanya (menangis) dan si kecilpun tersenyum indah bak purnama. Kutinggalkan mereka berdua dan kulanjutkan langkah kakiku, sementara beban hidup terus bergelutan difikiranku. Sejenak, kusandarkan tubuh ini di sebuah dinding, sambil terus memikirkan rencanaku menjual rumah. Dalam posisi seperti itu, tiba-tiba Abu Nashr dengan kegirangan mendatangiku.

“Hei, Abu Muhammad...! Kenapa kau duduk duduk di sini sementara limpahan harta sedang memenuhi rumahmu?”, tanyanya.

"Masyaallah....!”, 
jawabku terkejut. 
“Dari mana datangnya?”
“Tadi ada lelaki datang dari Khurasan. 

Dia bertanya-tanya tentang ayahmu atau siapapun yang punya hubungan kerabat dengannya. 
Dia membawa berduyun-duyun kenderaan barang penuh berisi harta,” ujarnya.

“Jadi?”, tanyaku kehairanan.
“Dia itu dahulu saudagar kaya di Basrah ini. Kawan ayahmu,dulu ayahmu pernah memberikan kepadanya harta yang telah ia kumpulkan selama 30 tahun. Lantas dia rugi besar dan bankrap. Semua hartanya musnah, termasuk harta ayahmu.Lalu dia lari meninggalkan kota ini menuju Khurasan. Di sana, keadaan ekonominya beransur-ansur baik. Bisnesnya meningkat jaya. Kesulitan hidupnya perlahan-lahan pergi, berganti dengan limpahan kekayaan. Lantas dia kembali ke kota ini, ingin meminta maaf dan memohon keikhlasan ayahmu atau keluarganya atas kesalahannya yang lalu.
Maka sekarang, dia datang membawa seluruh harta hasil keuntungan niaganya yang telah dia kumpulkan selama 30 tahun berniaga dan ingin berikan semuanya kepadamu, berharap ayahmu dan keluarganya berkenan memaafkannya.”

Ahmad bin Miskin melanjutkan ceritanya:
“Kalimah puji dan syukur kepada Allah Ta'ala  meluncur dari lisanku. Sebagai bentuk syukur. Segera kucari wanita faqir dan anaknya tadi. Aku menyantuni dan menanggung hidup mereka seumur hidup.
Aku pun terjun di dunia perniagaan seraya menyibukkan diri dengan kegiatan sosial, sedekah, santunan dan berbagai bentuk amal solih. Adapun hartaku, terus bertambah melimpah ruah tanpa berkurang.

Tanpa sedar, aku merasa TAKJUB dengan amal solihku. 

Aku MERASA, telah MENGUKIR lembaran catatan malaikat dengan hiasan AMAL KEBAIKAN. Ada semacam HARAPAN PASTI dalam diri, bahawa namaku mungkin telah TERTULIS di sisi Allah Ta'ala dalam daftar orang orang SOLIH.

Suatu malam, aku tidur dan bermimpi. 
Aku lihat, diriku tengah berhadapan dengan hari kiamat. Aku juga lihat, manusia bagaikan berombak lautan. Aku juga lihat, badan mereka membesar. Dosa-dosa pada hari itu berwujud dan berupa, dan setiap orang memikul dosa-dosa itu masing-masing di punggungnya. Bahkan aku melihat, ada seorang pendosa yang memikul di punggungnya beban besar seukuran kota Basrah, isinya hanyalah dosa-dosa dan hal-hal yang menghinakan. Kemudian, timbangan amal pun ditegakkan, dan tiba giliranku untuk perhitungan amal. Seluruh amal burukku diletakkan di salah satu sisi timbangan, 
sedangkan amal baikku di sisi timbangan yang lain. 

Ternyata, amal burukku jauh lebih berat daripada amal baikku..!

Tapi ternyata, perhitungan belum selesai. Mereka mulai meletakkn satu persatu berbagai jenis amal baik yang pernah kulakukan. Namun alangkah ruginya aku. Ternyata dibalik semua amal itu terdapat "NAFSU TERSEMBUNYI".

Nafsu tersembunyi itu adalah RIYA', ingin dipuji, merasa bangga dengan amal solih. Semua itu membuat amalanku tak berharga. Lebih buruk lagi, ternyata tidak ada satupun amalku yang terlepas dari nafsu-nafsu itu.Aku putus asa. Aku yakin aku akan binasa. Aku tidak punya alasan lagi untuk selamat dari seksa neraka. Tiba-tiba, aku mendengar suara, 

“Masihkah orang ini punya amal baik?” “Masih...”, jawab suara lain. “Masih berbaki ini.” 

Aku pun menjadi tidak tentu, amal baik apakah gerangan yang masih berbaki?
Aku berusaha melihatnya. Ternyata, itu HANYALAH dua LEMBAR ROTI isi manisan yang pernah kusedekahkan kepada wanita fakir dan anaknya. Habis sudah harapanku... 

Sekarang aku benar benar yakin akan binasa sebinasanya. Bagaimana mungkin dua lembar roti ini menyelamatkanku, sedangkan dulu aku pernah bersedekah 100 dinar sekali sedekah dan itu tidak berguna sedikit pun. Aku merasa benar-benar tertipu habis-habisan. Segera 2 lembar roti itu diletakkan di timbanganku. Tak kusangka, ternyata timbangan kebaikanku bergerak turun sedikit demi sedikit, dan terus bergerak turun sehingga lebih berat sedikit dibandingkan timbangan keburukkanku.

Tak sampai disitu, tenyata masih ada lagi amal baikku. Iaitu berupa AIR MATA wanita faqir itu yang mengalir saat aku berikan sedekah. Air mata tak terbendung yang mengalir kala tersentuh akan kebaikanku. Aku, yang kala itu lebih mementingkan dia dan anaknya dibanding keluargaku. Sungguh tak terbayang, saat air mata itu diletakkan, ternyata timbangan baikku semakin turun dan terus memberat.

Hingga akhirnya aku mendengar suatu suara berkata, 
“Orang ini selamat dari seksa neraka...!

Masih adakah terselit dalam hati kita nafsu ingin dilihat hebat oleh orang lain pada ibadah dan amal-amal kita..????!!!

Payahnya IKHLAS😭😭

Allahuakbar!!! aku bermohon kehadrat Allah Tuhan Pemilik Hari Pembalasan agar diriku,keturunanku juga sahabat²ku semua dijauhkan dari sifat dan juga amal dari Nafsu Yang Tersembunyi ini.

Sumber tazkirah telah kupetik dari kitab"KISAH TAULADAN"
"Ar-Rafi’i dalam  Qalam (2/153-160)".

Semoga bersama kita beroleh manfaat.

Selamat beramal dan beristiqomah

Oleh Abu Musoddiq

Semoga kita amalkan dan sampaikan kpd orang lain...

IKHLASKAN DIRI KERANA ALLAHswt..❤

Pesan Pada Hati❤